JURNAL SKRINNING FITOKIMIA SENYAWA BAHAN ALAM


     I.     Judul                    : Skrinning Fitokimia Senyawa Bahan Alam
  II.     Hari/Tanggal        : Rabu/ 16 Oktober 2019
III.     Tujuan                  :
                                      Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1.      Dapat mengenal dan memahami teknik-teknik skrinning fitokimia bahan alam
2.      Dapat mengetahui jenis-jenis pereaksi yang digunakan dalam skrinning fitokimia bahan alam
3.      Dapat melakukan skrinning fitokimia bahan alam dari suatu simplisia tumbuhan
 IV.  Landasan Teori
  V.  Alat dan Bahan
5.1  Alat           
a)        Tabung reaksi 20 buah
b)        Erlenmeyer 250ml
c)        Plat tetes
d)       Gelas kimia 200ml
e)        Pipet tetes
f)         Lumpang
g)        Corong gelas
h)        Gelas ukur
5.2  Bahan
a)      Pereaksi Dragendorf
b)      Pereaksi Mayer
c)      Pereaksi Wagner
d)     Kloroform
e)      NaOH padatan
f)       Etanol
g)      Iodine
h)      Metanol
i)        Brusin
j)        KI
k)      Heksan
l)        Shinoda

 VI.   Proedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang akan kita lakukan pada percobaan ini adalah:
6.1     Pemeriksaan Alkaloid
§  Dihaluskan simplisia tumbuhan (pandan) sebanyak 2-4 gr pada lumpang dengan menambahkan sedikit kloroform dan pasir bersih (silica).
§  Bahan tumbuhan yang sudah halus dibasahi dengan 10ml kloroform, lalu gerus lagi dan ditambahkan 10 ml kloroform amoniak 1/20 N dan gerus lagi
§  Saring bahan yang telah digerus tadi kedalam tabung reaksi, tambahkan 10 tetes larutan asam sulfat 2N, lalu dikocok.
§  Dipisahkan dan didekantasikan lapisan asam kedalam tiga tabung reaksi kecil dan masing-masing tabung ditambahkan dengan satu tetes pereaksi Meyer, Wagner, dan Dragendorf.
6.2     Pemeriksaan Steroid dan Terpenoid
§  Dimasukkan simplisia tumbuhan (kopi) 5 gram kering yang telah dirancang halus ke dalam erlenmeyer 250ml, ditambahkan 25 ML etanol dan sambil diaduk kemudian dipanaskan di atas penangas air.
§  Setelah dipanaskan lebih kurang 10 menit disaring dalam keadaan panas.
§  Diuapkan Filtrat pelarutnya dengan rotary evaporator atau dengan menggunakan   penangas air sehingga diperoleh ekstrak  pekat etanol.
§  Dititrasi ekstrak etanol dengan sedikit eter dan beberapa tetes larutan eter ini ditempatkan dalam 2 lubang plat tetes dan dibiarkan kering.
§  Ditambahkan 2-3 tetes anhidrida asam asetat diaduk dengan hati-hati.
§  Ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat dan amati perubahan warna yang   terbentuk.  timbulnya warna merah atau merah Ungu yang tidak stabil kemungkinan  dikarenakan karena adanya triterpenoid,  sedangkan warna hijau karena adanya steroida.
§  Reaksi harus dicek dan dengan menambahkan hanya asam sulfat pekat pada lubang plat tetes yang satu lagi amati warna yang terjadi. Kalau terbentuk warna yang sama sangat boleh jadi contoh tumbuhan yang diperiksa tidak mengandung terpenoid ada tapi senyawa lain yang bereaksi dengan asam sulfat pekat.
6.3     Pemeriksaan Flavonoid
§  Diekstrasksi 0,5 gr simplisia tumbuhan (belimbing wuluh) yang telah dihaluskan dengan 10 ml etanol panas selama 5 menit dalam tabung reaksi.
§  Disaring hasil ekstrak dan filtratnya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat, lalu ditambahkan lebih kurang 0,2 gr bubuk magnesium. Bila timbul warna merah tua, menandakan contoh mengandung flavonoid. Cara uji teknik shinoda (Mg+HCl).
§  Cara lain pengujian flavonoid, dengan menambahkan ekstrak etanol diatas dengan 2 tetes NaOH 10%. adanya flavonoid ditandai dengan perubahan warna kuning-orange merah.
6.4     Pemeriksaan Kuinon
§  Dipotong-potong halus simplisia tumbuhan (kayu manis).
§  Diekstraksi dengan eter, jika warna contoh yang diuji masuk kedalam pelarut eter boleh jadi zat warna yang ada adalah kuinon.
6.5     Pemeriksaan Kumarin
§  Ekstrak metanol atau ekstrak dari simplisia tumbuhan (jeruk purut/jeruk nipis) dapat dideteksi keberadaan kumarinnya dengan cara ekstrak etanol atau metanol dari contoh kromatografi lapis tipis, dengan menggunakan eluen etil asetat atau etil asetat : metanol (9:1) atau (8:2). Dibawah sinar ultraviolet gelombang panjang 360 nm kumarin biasanya akan berfloresensi biru dan kalau noda ini diberi uap ammonium akan terlihat noda yang berwarna kuning.

Video yang berkaitan dengan praktikum kali ini https://youtu.be/GHez85LKeo
Permasalahan :
1.      Disini pada pemeriksaan Alkaloid kita menggunakan 3 reagen yang mana ada reagen mayer. Wagner dan Dragendorf yang mana digunakan untuk menguji tanaman tersebut bagaimana jika kita hanya menggunakan satu atau dua reagen. Apakah sudah bisa mewakili keakuratan dalam pemeriksaan alkaloid?
2.      Pada pemeriksaan steroid dan terpenoid kita melakukan pengecekan dengan menggunakan asam sulfat pekat. Mengapa tidak di cek dengan reagen saja? Apakah bisa asam sulfat pekat pada pengecekan hasil pemeriksaan steroid dan terpenoid diganti dengan reagen?
3.      Pada pemeriksaan kumarin terdapat perubahan warna dimana kumarin jika berada di bawah sinar ultraviolet akan berfloresensi biru sedangkan jika diberi uap ammonium akan terlihat noda berwarna kuning. mengapa hal itu terjadi?

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. 1. Sebagaimana yang kita ketahui, data dapat diakui pada percobaan ilmiah atau laporan ilmiah jika memiliki keakuratan.penggunaan reagen yang banyak itu adalah untuk sebagai perbandingan dan juga referensi untuk mengantisipasi apabila pada reagen pertama terdapat ketidak telitian atau ketidak akuratan sehingga jika memang benar-benar senyawa tersebut mengandung suatu senyawa bahan alam secara spesifik maka 2 reagen akan menampilkan hasil yang positif, sebaik-baiknya untuk mengidentifikasi senyawa bahan alam yang sama tetapi 2 reagen menunjukkan dua hal yang berbeda maka dicurigai terdapat ketidakakuratan di dalam penelitian tersebut

    BalasHapus
  3. 3. Karena jika dibawah sinar matahari berarti itu murni hanya dari cahaya luar, tp jika dgn uap ammonium berarti larutan yg diuapkan itu telah tercampur oleh uap ammonium nya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

POTENSI PEMANFAATAN TERPENOID UNTUK MAKHLUK HIDUP

LAPORAN PEMBUTAN SENYAWA ORGANIK ASAM PIKRAT

KIMIA BAHAN ALAM UNTUK MAKANAN, MINUMAN DAN PENYEDAP RASA