LAPORAN ISOLASI p-METOKSI SINAMAT DARI KENCUR
LAPORAN
PERCOBAAN VIII
ISOLASI
p-METOKSI SINAMAT DARI KENCUR
VIII.
DATA PENGAMATAN
PROSEDUR
KERJA
|
PENGAMATAN
|
Dimasukkan serbuk ke 250ml
Erlenmeyer
|
Serbuk berwarna putih kekuningan dalam kondisi kering
|
Direndam dengan 100 ml
kloroform
|
Terdapat selapis larutan kloroforn diatas permukaan serbuk
simplisia rimpang kencur kering
|
Dihangatkan pada penangas air
sambil digoyang-goyang
|
Bau khas dari kencur bercampur dengan bau khas kloroform semakin
kuat, warna larutan semakin memekat dan keruh.
|
Dibiarkan selama setengah jam
pada suhu kamar kemudian saring
|
Larutan kloroform berwarna kuning bening.
|
Dipisahkan residu kencur dan
sekali lagi perkolasi sekali lagi menggunakan pelarut dengan jumlah yang sama
|
Larutan kloroform bercampur ekstrak kencur terpisah dengan serbuk
kasar dari rimpang kencur, diperoleh larutan kuning bening.
|
Filtrat Diperoleh kemudian
digabung dan dipekatkan di bawah tekanan rendah (volume) hingga volume
kira-kira setengahnya
|
Volume berkurang, warna larutan semakin memekat dan keruh.
|
Didinginkan penyelesaian pekat
dalam air, padatan yang terbentuk menyimpang dengan corong Buchner, filtrat
dipekatkan sekali lagi dan padatan yang kedua setelah disaring digabung
kemudian ditimbang
|
Diperoleh Kristal berwarna kuning
|
Dihitung rendemennya! Reksistalisasi
dilakukan dalam klorofrom.kemudian menilai titik lelehnya dan membandingkan
dengan sastra (45-50ºC)
|
Diperoleh titik leleh
|
IX.
PEMBAHASAN
Pada
percobaan kali ini kita melakukan isolasi p-Metoksi senyawa Kecur. Didalam
prosedur praktikum ini tidak di jelaskan secara spesifik mengenai preparasi
sampel, karena hal tersebut relevan dengan percobaaan analitik dan dianggap
tidak perlu di jelaskan, namun untuk sekedar informasi untuk melengkapi
pembahasan percobaan ini, saya ingin menjelaskan mengenai preparasi sampel atau
determinasi. Dimana perlakuan ini akan kita lakukan pada rimpang kencur sebelum
masuk kedalam prosedur yang pertama pada praktikum ini mengalami detreminasi
terlebih dahulu, sebelumnya yang kita ketahui bahwa determinasi ini dimaksudkan
untuk mendapatkan ketelitian dan ketepatan terhadap sampel tanaman yang akan
digunakan ditindak lanjuti yang mungkin mengandung kesalahan dalam asosiasinya
dengan tanaman jenis lain selain kencur.
Tahap
yang kita lakukan yaitu Determinasi terhadap tanaman yang akan kami gunakan
sebagai sampel dilakukan di laboratorium pendidikan kimia FST Universitas Jambi.
Dari determinasi ini diperoleh kesimpulan bahwa umbi yang dimaksud merupakan
rimpang kencur atau Kaemferia galanga Linn. Sampel ini akan melalui tahap
preparasi sampel agar menjadi layak unruk melalui tahap prosedur pertama. Tahap
preparasi dimulai dari tahap pencuccian untuk memisahkan tanah dan zat-zat
pengotor lain yang tidak di perlukan, selanjutnya ukuran dari rimpang kencur di
kecilkan dengan cara di potong dengan tebal kira-kira 3 mm dengan maksud untuk
memperluas penampang ketika dianginkan nanti, sehingga sampel dapat kering
lebih cepat. Sampel kemudian dikeringkan untuk selanjutnya di haluskan dengan
menggunakan blender. Penghalusan bertujuan untuk memperluas permukaan silisisa
sehingga interaksi dengan pelarut dapat di maksimalkan.
Prosedur
pertama, kita di instruksikan untuk merendam simplisia rimpang kencur yang
sudah halus dengan menggunakan pelarut, dimana pelarut yang kita gunakan adalah
kloroform, metode ini biasa kita kenal dengan istilah Maserasi atau ekstraksi
dingin, maserasi dilakuakan selama satu kali 24 jam atau sehari semalam. Perlakuan
ini bertujuan agar sel-sel pada rimpang kencur dapat aktif, sehingga nanti akan
diperoleh ekstrak dengan kandungan tinggi. Jika prosedur langsung ke proses
perkolasi maka kemungkinan akan ada sel yang tidak mengembang dan tidak
mengeluarkan ekstrak yang mengandung komponen etil p-metoksi sinamat.
Selanjutnya,
pada tahap maserasi dilanjutkan dengan perkolasi dengan menggunakan pelarut kloroform
yang dipanaskan tidak sampai melebihi titik leleh dari senyawa etil
p-metoksisinamat. Temperature proses perkolasi harus dijaga agar tidak terlalu
dingin juga, Karena jika terlaku dingin akan menyebabkan penyarian akan tidak
maksimal. Volume pelarut yang menetes juga dijaga hanya 2-4 tetes/detik ,
kecepatan pelarut dalam melewati simplisia ini juga menentukan hasil penyarian
nantinya, jika terlalu cepat maka pelarut hanya akan melewati sampel tanpa
mengekstraksi sampel tersebut dan berakibat penyarian yang tidak sempurna.
Namun jika kecepatan pengaliran pelarut terlalu lama akan membuang waktu saja. Ekstrak
yang diperoleh kemudian diuapkan dengan menggunakan bantuan pemanasan, dimana
di perlukannya kontrol temperature dengan menggunakan thermometer, diamana
temperature yang digunakan tidak melebihi titik leleh senyawa p-metoksi sinamat
yaitu 48-49°C. Setelah ekstrak sekitar 90% pelarut menguap maka ekstrak sampel
direndam di dalam ice bath, tetapi karena sedikit yang menyebabkan susahnya
penyaringan, maka kami melanjutkan penguapan sisa pelarut tanpa pemanasa tetapi
diangin-anginkan di dalam suhu ruang, hasilk akhir diperoleh Kristal berwarna
putih namun cenderung kekuningan dengan adanya bau yang masih menyerupai bau
kencur tersebut.
X.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan mengenai isolasi senyawa etil
p-metoksisinamat dari rimpang kencur (Kaemferiam galangal L), dapat di
tarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Isolasi dari
senyawa bahan alam terkhususnya etil p-metoksi sinamat dilakukan mulai dari determinasi,
maserasi, perkolasi, kemudian selanjutnya evaporasi untuk menhilangkan pelarut
dan mendapatkan krstal kering
Video
mengenaai percobaan ini dapat diakses melalui link berikut :
Permasalahan :
1.
Bagaimana jika
pada saat melakukan langkah praktikum ini kita tidak menggunakan kloroform dan
digantikan dengan senyawa lain yang mempunyai sifat seperti kloroform, apakah
akan dapat menghasilkan yang sama dan bahan apa yang dapat menggantikan
kloroform?
2.
Jika pada saat
prepasasi sample yang kita gunakan ini tidak diperlakukan dengan sesuai
prosedur dan dengan perlakuan yang berbeda sampel yang kita dapat memiliki
kemampuan sampel yang sama. Apakah perlakuan ini tidak apa-apa dilakukan selama
hasil sampel yang kita ketahui sama?
3.
Mengapa pada
praktikum kali ini kita melakukan tahap maserasi bagaimana jika kita tidak
melakukannya tahap maserasi tersebut dapat mempengaruhi potensi keberhasilan
praktikum kali ini?
XI.
DAFTAR PUSTAKA
3. Menurut saya iya, karena tujuan dari maserasi ini adalah agar sel-sel pada rumpang kencur dapat aktif yang akan membuatnya memperoleh ekstrak dengan kandungan tinggi.
BalasHapusJika kita tidak melakukan ekstraksi akan ada sel yang tidak aktif yang akan membuatnya tidak mengeluarkan ekstrak. Yang mana ekstrak yang akan dikeluarkan dari rimpang kencur ini adalah ekstrak yang mengandung komponen etil p-metoksisinamat. Jadi bukan hanya mempengaruhi tetapi bisa membuat percobaan ini tidak berhasil jika kita tidak melakukan maserasi selama 24jam ini.
1. kemungkinan bisa tapi mungkin hasilnya kurang baik dan kurang akurat .
BalasHapus2. Preparasi sampel bertujuan untuk mempersiapkan sampel agar dapat melalui tahap lanjut pada suatu percobaan namun tetap dibawah kontrol teroris, selama tidak berpengaruh terhadap ketelitian praktikum, namun jika akan memberikan perbedaan signifikan terhadap hasil yang fluktuasi relatif terhadap result dari eksperimen, maka perlakuan secara teoritis merupaka faktor yang sangat krusial.
BalasHapus